Jumat, 20 Juli 2012

Keragaman Puasa di Indonesia

Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang2 sebelum kamu agar  kamu bertakwa (Al-Baqarah: 183)

Dalil tersebut adalah Dalil Nash yang sangat kuat sebagai pembuktian bahwa puasa itu di wajibkan. Puasa pula bukan keadaan yang kontemporer sebab pada ayat tersebut jelas disebutkan bahwa orang-orang terdahulu telah melaksanakannya. Adalah bull shit ketika seseorang mengatakan bahwa puasa itu hanya bagi yang mampu (emangnya haji), puasa untuk semua orang yang beriman tegas sekali pernyataan itu terdapat dalam ayat di atas. Orang yang mengatakan seperti itu hanya menginginkan pengurangan pembenanan hukum, padahal dirinya telah mukhallaf terhadap sesuatu hukum.
So, puasa itu nikmat guys kalau kita menikmatinya :)

Okee-oke semua tau kan puasa itu wajib, jangan di ganggu gugat ya kebenaran hukumnya (y)
Berbeda daerah berbeda pula adat istiadatnya, karena kita Indonesia!!
Gag salah dehh om Mpu tantular kasih nama Bhineka Tungagal Ika, karena perbedaan merupakan rahmat yang seharusnya sangat di syukuri. Perbedaan menunjukkan bahwa kita (baca:Islam) itu kaya akan pemikiran, walaupun secara tak etis saya ingin katakan bahwa ada pengeksploitasian dalam proses berfikir di kalangan para Ulama atau Ketua Ormas uupsss maaaaf :D

Baru saja kemarin sidang isbat telah dilakukan oleh Pemerintah yang dalam hal ini diberi kewenangannya pada Kementrian Agama dan dihadiri Ormas2 Islam lainnya, ditetapkan bahwa puasa jatuh pada esok hari dengan metode hilal, walaupun tidak semua hilal tampak di Indonesia heheeee.. Sedangkan Muhammadiayah, melaksanakan puasa pada hari ini dengan pertimbangan tahun masehi tentu saaja tidak melalui metode hilal sudah langsung dapat menentukan awal puasa karena mereka menghitungnya..

Sudah tampak bukan, betapa beragamnya perbedaan di bumi yang memiliki muslim terbanyak di dunia ini. Okee sip, kali ini saya ingin menunjukkan keragaman lainnya tentang puasa di Indonesia tercinta ini, check this out (baca: cekidot) :

Berhubung abang tertua kami yaitu Teuku Muhammad Syahrizal, telah merampungkan tulisannya yang merupakan salah satu keragaman puasa di Indonesia ini dengan judul tulisannya yaitu Meugang (baca: megang) saya sebagai junior yang paham hukum (baca: faham, kata siapa urang sunda gag bisa ngomong f  pitnah) dalam dunia ini harus berlapang dada untuk tidak lagi mengangakatnya (baca: pembahasan megang) :D

Asmara Subuh/ Nyubuh (untuk orang Aceh/ urang Sunda)

Para pemuda-pemudi, setelah mengikrarkan kesanggupannya dalam nawaitu shauma ghodin an ada'i fardhi syahri ramadhana hadzihi sanati lillahi ta'ala. Mencoba menyibukkan dirinya pada aktifitas yang sekarang ini telah mendapat pelarangan oleh Ulama Aceh apalagi kalau bukan asmara subuh. Aktifitas yang terjadi sama seperti siklus pemilihan Presma ini (apa hubungan asmara subuh sama pemilihan presma) heheee sama-sama setahun sekali :D dan sama-sama sering terjadi kontroversi dalam pelaksanaanya merupakan aktifitas yang sangat diminati oleh wong muda di Indonesia. Berbekal motor, sepeda, atau yang ingin mengurangi penyakit alzemanya hanya membawa sepasang kaki saja untuk sama-sama berasmara dalam suasana subuh tersebut.Tak beda jauh dengan Aceh yang memiliki sebutan asmara subuhnya, urang sunda juga ada penyebutan tersendiri yaitu Nyubuh. Menghilangkan kata di depannya dari Asmara Subuh dan mengganti kata Subuh menjadi Nyubuh. Sama maknanya berbeda penyebutannya, itulah sekali lagi keragaman Indonesia :)

Ngabuburit

Secara harfiah kata tersebut merupakan kata yang di resepsi (diterima) oleh orang -orang yang berada di wilayah NKRI. Bukannya mau nyombong ni, saya sebagai anak yang berdarah sunda merasa bangga karena bahasa kami diterima & dipakai oleh WNI. Dalam KBBS (kamus besar bahasa sunda :D) ngabuburit memiliki arti nyore-nyore pada bulan Ramadhan. Aktifitas ini juga merupakan kegiatan rutin yang telah menjadi adat istiadat orang Indonesia ketika menjelang berbuka puasa. Aceh tidak memiliki perbedaan akan nama aktifitas ini saya lansir dari pernyataan kakak tertua kami yaitu kak Zera Agustina, hanya saja kadang kala di Aceh menyebutnya dengan sebutan wet-wet seperti yang dikatakan oleh Abang tertua kami yaitu bang Hasanusi.

Nah, beragam sekali bukan Indonesia kita..
Pernahkah membayangkan apa yang terjadi jika semua orang memiliki mind set yang sama terhadap sesuatau hal, hampa banget. Proses pembelajaran bakalan stak pada posisi yang beragumen sama & setuju. Oleh karena itu, perbedaan hadir untuk membuktikan betapa kayanya kita :)

Saya atas nama Via Nurjannah yang dilahirkan karena perbedaan suku, daerah & adat istiadat menyatakan bahwaa Saya Bangga Menjadi Orang Indonesia!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar